Kopong adalah sebuah jembatan
yang di gunakan sebagai aliran air untuk pertanian, juga sering di lewati oleh
warga yang mau pergi ke sawag atau ladang. Dikatakan kopong oleh warga sekitar
karena bentuknya seperti parit. Kopong ini berdiri membentang di atas sungai
dengan ketinggian sekitar 50 meter dengan panjang dan lebar yang bervariasi tergantung besar dan
kecil air yang akan di tampung. Ada tiga banyak Kopong yang yang tersebar di tiga
Lokasi yaitu, Kopong kokok Numpas, Kopong Kokok baru dan kopong Kokok Patea.
Berikut penjelasannya :
1. 1. Kopong Kokok Numpas
Kopong ini terbentang diatas sungai Aik Numpas gawar gong dengan
Ketinggian sekitar 50 Meter dan panjang sekitar 35 Meter Lebar 80 cm. kopong
ini merupakan yang pertama kali di bangun dari kopong yang lainnya. Selain berfungsi
sebagai aliran Air Irigasi hususnya bagian Tanah perkebunan masyarakat , juga sebagai jembatan Bagi masyarakat yang
hendak pergi ke Sawah atau Ladang. Air yang mengalir di kopong ini berasal dari
Mata Air ketiping yang kemudian di tampung di reban Balung ( Bendungan ). Kopong
ini pada awalnya ( Sekitar Tahun 60-an ) terbuat dari Kayu Besar Gendang Daya yang
di buat oleh warga Dusun Otak Kebon yang di ketuai oleh : almarhum amaq Na,
Papuk Selah dan Papuk Sri, waktu pembuatannya memakan waktu sekitar 2 minggu. Karena
kayunya sangat berat dan lokasi pembuatannya sangat jauh sekitar 2 Km lebih,
maka masyarakat 3 dusun yaitu Beririjarak, Ambengan dan Otak Kebon yang pada waktu itu dipimpin oleh seorang
Perbekel ( Sekarang Kepala Desa ) atas nama Haji Jalal dari beririjarak untuk
bergotong royong memindahkan Kopong tersebut.
Sekitar Tahun 70-an kemudian Kopong Ini dibangun secara permanen
menggunakan Beton dan sampai saat ini masih berdiri kokoh.
2. Kopong kokok Baru
Kopong ini juga terbentang diatas Sungai Kokok baru dengan
keetinggian sekitar 30 Meter, kopong memiki panjang 25 Meter dengan Lebar agak
kecil yaitu 40 cm. kopong ini di bangun sekitar Tahun 70-an juga. Selain berfungsi
sebagai aliran Air untuk Irigasi juga
sebagai jembatan penyebrangan masyarakat yang hendak pergi ke sawah.
1. 3. Kopong kokok Patea
Kopong berdiri di atas Kokok ( Sungai ) Songgen Patea , namun
air yang mengalir di sungai tidak menetap, namun besar ketika musim penghujan. Kokok
patea terletak di Kawasan Hutan Taman Nasonal Gunung Rinjani, sekitar 5 Km dari
Hutan Lindung Gawar Gong. Di Sungai ini terdapat mata Air yang sangat dingin
yaitu Mata Air Patea. Di mata air inilah kemudian oleh masyarakat dibuat sebuah
Bak penampungan Air Minum yang dijadikan tempat air minum oleh warga yang
berladang di sekitar Hutan Taman Nasional Gunung Rinjani. Kopong Kokok patea
dibangun dengan tujuan sebagai tempat aliran Air sungai yang akan mengairi
Tanah Ladang Warga, namun karena airnya yang tidak tetap dan juga mata airnya
telah di tampung bak Air minum sehingga berfungsi sebagai penyangga Pipa Air
minum yang terbentang sampai ke ladang masyarakat sejauh 4 Km. Sekarang air
Minum dari Kokok Patea sudah isa
dinikmati oleh Masyarakat yang berladang di bawah dengan telah dibangunnya
Beberapa Bak Penampungan Air di titik tertentu. Selain sebagai fungsi air
minum, air Kokok pate ini juga sesekali di gunakan untuk mengairi tanaman padi ataupun
sayuran.
Demikian
Semoga Bermanfaaat
Belajar Nulis By : Saelal Arimi
Nara sumber : Amaq Subaedah, Papuk Sri